KONVENSI NASKAH
PENGERTIAN
KONVENSI NASKAH
Jika dilihat dari
kata pertama, NASKAH dapat diartikan sebagai KONSEP KARANGAN, dimana karangan
tersebut mengandung keaslian yang tinggi. Dapat pula dikatakan sebagai karangan
yang akan dicetak atau akan diterbitkan.
Naskah merupakan artikel, dan artikel merupakan karya tulis. Jadi artikel ilmiah merupakan karya yulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kempulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah di sepakati atau diterapkan.
Artikel Ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa, dosen, pustakawan, peneliti, dan penulis lainnya dapat diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil pemikiran, dan kajian pustaka, atau hasil dari pengembangan proyek dsb.
Berdasarkan sistematika penulisan dan isinya, dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
(a) Artikel hasil penelitian, dan
(b) Artikel nonpenelitian.
Mahasiswa penulis : Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Desertasi dianjurkan menulis kembali karyanya dalam bentuk artikel untuk diterbitkan dalam jurnal penelitian.
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan obyektif.
Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian.
Naskah merupakan artikel, dan artikel merupakan karya tulis. Jadi artikel ilmiah merupakan karya yulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kempulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah di sepakati atau diterapkan.
Artikel Ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa, dosen, pustakawan, peneliti, dan penulis lainnya dapat diangkat dari hasil penelitian lapangan, hasil pemikiran, dan kajian pustaka, atau hasil dari pengembangan proyek dsb.
Berdasarkan sistematika penulisan dan isinya, dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
(a) Artikel hasil penelitian, dan
(b) Artikel nonpenelitian.
Mahasiswa penulis : Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Desertasi dianjurkan menulis kembali karyanya dalam bentuk artikel untuk diterbitkan dalam jurnal penelitian.
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan obyektif.
Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian.
PERBEDAAN NASKAH FORMAL, SEMI FORMAL, DAN NON FORMAL
Dari
segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan
secaraformal, semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud dengan formal adalah
bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh
konvensi. Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi
semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan non-for tidak mal
yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.
Jadi
dapat disimpulkan perbedaan dari konvensi naskah formal,semi formal, dan non
formal terletak pada sub babnya. Dimana terdapat sub-sub bab naskah formal yang
tidak dipakai atau digunakan dalam naskah semi formal dan non formal.
d. Riwayat Hidup Penulis
d. Riwayat Hidup Penulis
Sebuah
karangan formal, harus memenuhi semua syarat di atas. Sebaliknya bila ada
hanya judul, daftar isi, dan kata pengantar atau kurang dari itu, maka
karangan itu disebut sebagai karangan yang semiformal. Karangan yang
nonformal bila karangan itu tidak mempergunakan semua bagian tersebut di
atas.
a. Judul
Cover
Halaman
judul pendahuluan mencantumkan judul karangan atau judul buku; bila
ada judul utama dan judul bawahan anak judul maka yang dicantumkan di
situ adalah judul utama. Halaman ini selalu diberi nomor urut romawi kecil
b.
Halaman Judul
Halaman
judul adalah halaman yang mutlak perlu, Dalam menyusun halaman judul
buku atau halaman judul skripsi, selain segi teknis, harus diperhatikan pula
segi estetis dan kepentingan tiap kata. Bagian kalimat frasa atau kata
harus ditempatkan secara seimbang di tengah halaman.
c. Halaman
Pengesahan
Halaman
ini harus disiapkan untuk sebuah Tugas Akhir (TA), skripsi, tesis. Dan lain sebagainya.
d. Halaman Persembahan
Bagian
ini tidak terlalu penting. Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka
hal itu semata-mata dibuat atas pertimbangan penulis. Persembahan ini
jarang melebihi satu halaman, dan biasanya terdiri dari beberapa kata
saja.
e.
Kata Pengantar
Sering terdapat
dua istilah yang saling bertukar penggunaannya yaitu Kata Pengantar dan Kata
Pendahuluan atau Pendahuluan. Sebaiknya penggunaan kedua istilah itu dibedakan.
Kata Pengantar sebaiknya dipergunakan untuk bagian ini, sedangkan Pendahuluan
dipergunakan untuk menyebut bagian awal dari isi karangan.
Sebuah kata pengantar sekurang-kurangnya memuat
hal-hal berikut:
- Penjelasan dalam rangka apa penulis menyusun karangan itu, dan mengapa justru memilih bidang pembahasan itu;
- Pertanggungjawaban bagaimana karangan itu digarap secara umum;
- Suka-duka penulis dalam pengumpulan data atau pada waktu mengadakan penelitian;
- Siapa-siapa atau badan-badan mana yang telah memberikan bantuan dan uluran tangan;
- Pernyataan terimakasih kepada mereka semua yang telah memberikan bantuan pada penulis: para dosen yang telah memberi bimbingan secara khusus, semua dosen yang telah mendidik, pimpinan, dan semua orang atau badan yang telah disebutkan di atas dalam rangka pengumpulan data;
- Harapan - harapan penulis tentang bermanfaatnya karangan itu entah bagi pribadi, Nusa Bangsa, dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Panjangnya kata pengantar boleh satu halaman boleh
juga lebih, tetapi harus diperhatikan agar jangan terlalu panjang lebar,
melainkan harus ringkas dan jelas.
f. Daftar Isi
Daftar isi merupakan petunjuk yang baik bagi pembaca dan
mereka yang ingin membeli sebuah buku. Setiap pembeli ingin mengetahui apa isi
buku itu dan ingin segera mendapat gambaran tentang hal- hal yang khusus
dibicarakan dalam buku tersebut. Atas pertimbangan ini, maka sebaiknya daftar
isi ditempatkan pada bagian pelengkap pendahuluan, sebelum isi karangan itu.
g. Daftar Tabel & Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, tabel-tabel,
keterangan-keterangan lainnya (misalnya singkatan, penjelasan mengenai
pengucapan sebuah bahasa, dsb.), maka dapat disiapkan pula daftar khusus
mengenai hal-hal tersebut. Untuk memudahkan pembaca, maka semua gambar dan
tabel yang dipergunakan dalam buku diberi nomor urut, sehingga mudah dicari.
2.2.2
Bagian Isi Karangan
Pada
bagian isi karangan ini, terbagi menjadi 3 bagian yang terdiri dari :
a. Pendahuluan
Dalam
Bab 1 pendahuluan, berisikan :
· Latar
Belakang Masalah
Dimana berisi kendala atau yang biasa
disebut sebagai masalah yang terjadi. Selain itu berisi ide atau alternatif
usulan yang tentu harus bernilai positif, sehingga mendapatkan solusi ataupun
jawaban dari pilihan alternatif yang optimal.
· Ruang
Lingkup dan Batasan Masalah
Untuk bagian ini, tentu membatasi ruang
lingkup dari pemasalahan tersebut agar tidak merambat luas dan menyebar pada
masalah lainnya, oleh karna itu dibuatlah batasan masalah. Selain itu berisi
pula seputar cara kerja secara singkat.
· Tujuan
Penulisan
Berisikan dua kondisi, yakni
pertama untuk diri sendiri, dan yang kedua tersebut yang memberikan nilai baik
dari pembahasan juga pengerjaan yang dilakukan.
· Metodologi
Penelitian
Dalam metodologi penelitian ini, tentu
ada observasi (mengamati), wawancara pada narasumber atau yang mengetahui
tentang yang berkaitan dengan permasalahan bersangkutan, serta melakukan
pengumpulan data (data sheet).
·
Sistematika Penulisan
Pada bagian sistematika penulisan,
menjelaskan memakai penulisan berapa banyak bab. Misal, untuk pembuatan
penulisan ilmiah pada mahasiswa semester 6 Universitas Gunadarma yang akan
membuat alat haruslah 4 bab, sedangkan yang akan membuat analisis dan studi
literatur maka di wajibkan sebanyak 5 bab.
b. Tubuh
Karangan
Tubuh
karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian
pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada
pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang
akan dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan
kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
1)
Ketuntasan materi:
Materi
yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik
pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik) maupun data primer.
Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang
telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain
yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
2)
Kejelasan uraian/ deskripsi:
~
Kejelasan konsep
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas,
dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub -
bsb, dari sub - bab ke detail yaang lebih rinci sampai dengan uraian perlu
memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalistis,
menginterpretasikan (menafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau
kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam
penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan
catatan kaki.
~
Kejelasan bahasa
Kejelasan dan ketepatan pilihan kata yang dapat diukur kebenarannya.
Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih baik daripada
kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan karangan fikti, kata
konotatif atau kata kias sangat diperlukan). Kejelasan makna kalimat tidak
bermakna ganda, menggunakan struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang
baku, menggunakan kelimat efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatiff
secara benar.
~Kejelasan
penyajian dan fakta kebenaran fakta
Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai cara, antara
lain : penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke kurang penting;
kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu didukung dengan
gambar, grafik, bagan tabel, diagram, dan foto - foro. Namun, kebenaran fakta
sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal
lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah) :
- Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
- Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul
C.
Kesimpulan
Kesimpulan
atau simpulan merupakan bagian terakhir atau penutup dari isi karangan, dan
juga merupakan bagian teroenting sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak
memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya cenderung akan membaca
bagian - bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh karena itu,
kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus dirumuskan dengan
tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap masalah yang telah
diuraikan.
Penulis
dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara :
- Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
- Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.
2.2.3
Bagian Pelengkap Penutup
Bagian
pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan
ilmiah
a.
Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap
karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau catatan kaki dan dilengkapi
dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi) adalah daftar yang berisi
judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian
dengan sebuah atau sebagian karangan.
Unsur-unsur
daftar pustaka meliputi:
*
Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
* Tahun
terbit.
* Judul
buku: penulisannya bercetak miring.
* Data
publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
* Untuk
sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan
tahun terbit.
Contoh: Tarigan,
Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan
lain-lain)
Keterangan
:
·
Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak
perlu
dibalik.
· Jika
buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk
menggantikan nama pengarang.
·
Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai
dan
di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
· Nama
gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
· Daftar
pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama
belakang pengarang.
b.
Lampiran (Apendix)
Lampiran
(apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang
tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin memasukan suatu bahan informasi
secara panjang lebar, atau sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan
dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model
analisis, dan lain-lain. Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian
ilmiah. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika
disertakan dalam uraian.
c.
Indeks
Indeks
adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara
alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai nomor halaman yang
mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian
kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
d.
Riwayat Hidup Penulis
Buku,
skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi
menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran
kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis,
tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan
karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.
2.3
Pengelompokan Naskah
Untuk
Pengelompokan naskah ini, dibedakan pula karya yang dilakukan secara formal,
semi-formal, dan non-formal. Suatu karya memenuhi semua
persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi dinamakan formal. Bila
sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut
konvensi, ini yang dinamakan semi-formal. Bila bentuk sebuah karangan
tidak memenuhi syarat - syarat formalnya, maka inilah yang
dinamakan non-formal .
SUMBER:
http://prasetyoputra-milan.blogspot.com/
http://prasetyoputra-milan.blogspot.com/